Jumat, 14 Februari 2020

Sing Penting Berhasil

  ~Kebahagiaanmu berbanding lurus dengan rasa syukurmu. pandai-pandailah mencari dan menikmati setiap momen dalam hidupmu_Mbah Nun 

Mau gagal mau sukses tidak penting, yang penting berhasil. Salahsatu kalimat yang saya suka dari pelawak berkebangsaan Indonesia Cak Lontong, yang diposting dimedia sosial beberapa hari yang lalu. Awalnya sedikit bingung dalam memahami kalimat ini, apa sih yang jadi ukuran berhasil dari seorang pelawak Cak Lontong. Terus saya telusuri, renungi dan mencoba memahami isi kalimat ini dari berbagai sudut pandang alamat web mbah google juga dari teman-teman saya yang kebetulan satu atap. Dari sinilah di mulai kita saling bertukar pikiran apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari setiap individu. Ada yang memberikan tanggapan bahwa bagi ia berhasil itu ketika kita bisa mencapai tujuan yang kita inginkan, ada juga yang berpendapat berhasil itu ketika kita mampu menjadi diri sendiri dan tegas menolak apa yang tidak kita suka, dan juga buah pikiran dari salahsatu teman saya yang baru bangun, namun ia mendengarkan ketika saya meminta pendapat mereka, jawabnya, bagi ia berhasil itu ketika ia mampu membahagiakan orangtua. Dan yang dimaksud berhasil versi Cak Lontong, ketika kita sukses dan merasa bahagia namun belum pandai bersyukur, namanya belum berhasil. Dan saya suka kalimat ini, dimana saya terpikirkan apa yang menjadi pesan dari seorang guru, singkatnya “kita itu jangan sombong, kita tidak ada apa-apanya dihadapan sang Gusti, baru aja dinaikan level misalnya, sudah lupa berdzikir, lupa nyapa Gusti, toh kita, kaki kita dan tangan kita ini milik siapa, sudah ndak usah sombong, kita dikasih sukses itu sama Allah, bahkan gagalnya saja itu dari Allah. Makanya kalo ada keinginan itu minta sama Allah, curhatnya ke Allah, terus kalo uda dikasih jangan lupa sama yang ngasih, so, jangan lupa bersyukur bersyukur dan bersyukur. Tugas kita itu berdoa dan berusaha, usaha tanpa doa namanya sombong, doa tanpa usaha namanya malas. Ingat itu”. Dan itu pesan yang slalu terngiang dalam telinga saya, seakan terus diikuti kemanapun saya melangkah, dan hal ini menjadi alarm bagi saya bahwa kita jangan berpikir dan merasa sukses atas usaha sendiri, semua itu ada campur tangan Allah.  

 

Jum'at, 14 Februari 2020




Rabu, 12 Februari 2020

Pendidikan untuk Semua







 Pendidikan untuk Semua.
Dalam buku yang berjudul Sistem Pendidikan Finlandia, ada bagian sub judul yang saya suka yaitu Pendidikan untuk Semua, yang didalamnya membahas tentang Moto pendidikan Finlandia yaitu “pembelajaran seumur hidup” dan berdasarkan dengan ide ini, seseorang akan terus belajar hal baru sepanjang hidupnya. Sejenak terdiam, rasanya ko islami banget, seperti hadis yang populer dikalangan masyarakat اطلب العلم من اامهد الي اللهد yang artinya “ carilah ilmu dari mulai lahir hingga meninggal dunia”. Ini  di Finlandia, yang dimana penduduk Finlandia notabene non muslim, dan tentunya harus sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia, yang mayoritas penduduknya muslim, dimana sejak kecil dikelas agama, anak-anak diperkenalkan dengan hadis tersebut. yaa dengan pemahaman yang dimiliki sangat minim, setidaknya kita harus memiliki pemahaman dari hadis diatas, bahwa dalam setiap hembusan nafas, kemanapun kaki melangkah, bagaimanapun suasana dan kondisi, disitulah kita belajar. karena tidak hanya dibangku sekolah, ditempat ngaji, di lembaga pendidikan formal ataupun nonformal, bahkan dimanapun kita berada, dengan siapapun kita berinteraksi, kapanpun dan bagaimanapun, pasti ada pelajaran yang dapat kita ambil. Seperti kata Mbah Nun, Guru itu bukan tentang siapa yang mengajar, tapi kepada siapa engkau belajar.


Cijantung, 12 Februari 2020